18 Feb 2011

PENYUTRADARAAN R-TV I

01. Pengertian sutradara

02. Peranan dan kedudukan sutradara/Pengarah Acara

a. Koordinator

b. Organisator

c. Konseptor

d. Motivator

e. Pembimbing

f. Selector

03. Tipe-tipe sutradara

04. Tanggungjawab seorang sutradara

05. Teori penyutradaraan

a. Teori Gordon Craig

b. Teori Laissez Faire

06. SOP penyutradaraan

07. Teori penyutradaraan siaran panggung, Radio/TV


PENYUTRADARAAN RADIO – TV.I

Pokok Bahasan : Penyutradaraan Radio

Maria Kadarsih, S.Pd

1. PENGERTIAN SUTRADARA :

a. Segi Etimologi

Kata Sutradara berasal dari Bahasa Sansekerta. Terdiri dari 2(dua) kata yaitu SUTRA yang berarti Kitab Wedha Samtika atau Naskah, dan DHARA yang berarti pembawa atau pendukung.

Dalam arti sempit, Sutradara adalah seseorang yang membawa naskah atau pembawa naskah. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, Sutradara adalah orang yang memimpin jalannya sebuah produksi atau pementasan. Ia bertugas meng-interpretasikan sebuah naskah yang dipercayakan kepadanya menjadi suatu bentuk audio atau audio visual atau pertunjukan, dengan meng-kordinasikan segala unsur kreatif meliputi aktor, crew dan seluruh pendukung produksi. Hasil karya Sutradara tersebut, baik dari segi artistik maupun teknik dipertanggungjawabkan kepada produser.

b. Sutradara menurut beberapa Tokoh.

1. HARYMAWAN :

Sutradara adalah karyawan teater yang bertugas mengkordinasikan segala anasir teater dengan paham, kecakapan, serta daya imajinasi yang intelegen, guna menghasilkan pertunjukan yang berhasil.

2. OSCAR BROKETT

Sutradara adalah seniman pemikir dan seniman kreatif. Ditanganyalah suatu skenario ditafsirkan.

3. SIR TYRONE GUTHRIE

Sutradara adalah seorang dirigen pada sebuah orkes simphoni. Ia menafsirkan naskah sekaligus memimpin suatu pertunjukan.

4.HERBERT ZETTL

Sutradara adalah seseorang yang memberikan pengarahan kepada talent (pemain) dan teknis operasional dan secara langsung bertanggungjawab memindahkan secara efektif yang tertulis didalam naskah dalam bentuk pesan-pesan audio.

Kedudukan Sutradara hendaknya berdiri ditengah-tengah segitiga, dan bertindak sebagai pusat kesatuan, kekuatan dan sebagai kordinator bagi prestasi-prestasi kreatif aktor dan para teknisi.

2. PERANAN dan KEDUDUKAN SUTRADARA/PENGARAH ACARA

PERANAN :

a. SUTRADARA SEBAGAI KORDINATOR

Sebagai kordinator Sutradara harus mampu mengkordinasi kerabat kerja untuk bekerja sesuai bidang masing-masing, melalui komunikasi yang efektif. Sutradara juga harus dapat menanamkan kesadaran kepada setiap kerabat kerjanya bahwa mereka punya keahlian masing-masing yang tidak dapat dirangkap dan dikerjakan oleh orang lain. Dengan terus menerus berkomunikasi diharapkan pelaksanaan kerja produksi dapat berjalan dengan lancar meskipun pusat kendali tetap pada sutradara, dan kerabat kerja sepenuhnya berkonsetrasi pada bidang pekerjaannya.

b. SUTRADARA SEBAGAI ORGANISATOR

Setiap organisasi memerlukan management. Begitu juga organisasi produksi. Sebab kerabat kerja produksi merupakan suatu organisasi kecil yang harus dikelola dengan baik. Karenanya sutradara harus memahami masalah management, Planning, Organizing, Activiting, Controling ( dalam berbagai aspek), dan dapat menjalankannya dengan baik

c. SUTRADARA SEBAGAI KONSEPTOR

Salah satu kunci keberhasilan sebuah produksi terletak pada konsep. Produksi acara Radio dan Televisi akan dapat berhasil baik apabila memiliki konsep yang jelas. Dengan demikian Sutradara harus punya konsep yang jelas terutama dalam menggarap sebuah naskah yang dipercayakan kepadanya termasuk hal-hal teknis produksi. Kematangan konsep akan mempermudah dalam menyusun perencanaan produksi meliputi penggarapan format, tangga dramatik, artis, illustrasi musik, dan lain sebagainya.

Konsep harus disusun dengan jelas dan dapat difahami oleh kerabat kerja yang terlibat dan dapat mewujudkan hasil produksi yang memenuhi kebutuhan pasar, tanpa meninggalkann idealisme sebagai broadcaster dalam melakukan inovasi.

d. SUTRADARA SEBAGAI MOTIVATOR/MOTOR

Motor berfungsi sebagai penggerak. Dengan demikian sutradara harus mampu menggerakkan seluruh kerabat kerjanya untuk bekerja sesuai bidang keahlian masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan terus menerus memberikan motivasi. Motivasi internal dari diri kerabat kerja sendiri artinya dari dalam diri masing-masing.

Sedangkan Motivasi eksternaal dari orang lain yaitu dari sutradara misalnya dengan memberi-kan pujian pada setiap keberhasilan, menumbuhkan semangat pada setiap kegagalan, mengu-capkan terimakasih dan penghargaan,memberikan keteladanan dan tanggungjawab yang tinggi.

e. SUTRADARA SEBAGAI GURU/PEMBIMBING

Guru adalah pendidik. Sutradara dituntut untuk bisa mendidik, memberikan pengarahan kepada setiap kerabat kerja yang terlibat dalam produksi untuk berbuat sebagaimana yang telah direncakan. Apabila terjadi sesuatu yang keliru atau sesuatu yang menghambat proses produksi, sutradara hendaknya mampu memberikan alternatif jalan keluar untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dengan penuh kearifan, kedewasaan, dan jiwa seorang guru yang selalu mengayomi.

Untuk itu sutradara dituntut sikap yang terbuka, selalu berkomunukasi dengan kerabat kerja maupun artis agar dapat memahami kendala yang ada agar proses produksi berjalan dengan lancar dan hasilnya seperti yang direncanakan.

KEDUDUKAN :

Kedudukan sutradara dalam organisasi produksi Drama, berada diantara : produser, penulis naskah, khalayak atau audience, aktor, dan crew teknik. Ia sebagai penyambung, penghubung atau jembatan diantara mereka. Untuk itu ia dituntut untuk memahami dan menguasi seluk beluk produksi Drama itu sendiri, dan aspek-aspek yang timbul dari siaran Drama yang diproduksi tersebut.

1. Berdasar bagaimana mempengaruhi pemain :

a. Sutradara Teknikus.

Cenderung mementingkan tampilan luar yang gemerlapan terutama segi-segi teknis pementasan produksi.

b. Sutradara Psikolog Dramatik

Cenderung mementingkan penggambaran watak secara psikologis atau ciri kejiwaan pemain dan tidak menghiraukan faktor-faktor teknis atau luar. Tipe ini banyak dianut dengan pelopornya : Constantin Stanislavsky dan Richard Bedelavsky

2. Berdasar cara melatih pemain :

a. Sutradara interpretor.

Berdasar pada interpretasinya sendiri terhadap naskah sehingga pemain harus tunduk pada interpretasi sang sutradara

b. Sutradara kreator.

Secara kreatif menciptakan variasi baru.

c. Gabungan interpretor dan kreator.

Menggabungkan antara interpretasinya sendiri dan pendapat sang pemain untuk menciptakan sesuatu yang baru.

3. TIPE-TIPE SUTRADARA

a. TIPE DIKTATOR

Sutradara membentuk artis seperti yang diinginkannya. Sehingga ia akan memberikan contoh-contoh secara detil kepada setiap artisnya dan artis harus bersedia mengikuti kemauan sutradara.

Bagi artis yang baru, tipe diktator ini menguntungkan karena ia dapat belajar mela-lui contoh-contoh yang diberikan sutradara. Tetapi dalam perkembangannya nanti, kreasi dari artis tidak dapat tumbuh sebab memang sutradara tipe diktator ini tidak memberi kesempatan kepada artisnya untuk berkreasi. Dengan demikian, hasil produksi merupakan copy dari sutradara.

b. TIPE GAS BAG

Sutradara menitik beratkan pada latar belakang budaya dan sastra dari Drama yang akan diproduksi. Naskah sama sekali tidak disinggung, sehingga keberhasilan dalam produksi sulit dicapai. Akan sangat bermanfaat apabila penguasaan latar belakang budaya dan sastra yang dibahas oleh sutradara tersebut diikuti pula dengan pembahasan dan pengembangan naskah sehingga keberhasilan produksi dapat terwujud.

c. TIPE PENDIDIK

Pedoman yang dipergunakan oleh sutradara jenis ini adalah pedoman pendidik yaitu Tut Wuri Handayani artinya ia hanya memberikan petunjuk kepada artisnya, dimana perlu. Bagi pemain pemula akan mengalami kesulitan tapi bagi pemain profesional tipe ini tepat.

d. TIPE AMONG

Ia cenderung sebagai pengasuh. Sutradara tipe ini bersikap seperti sikap orang tua kepada anak-anaknya, atau kebapakan. Sabar, Asah – Asih – Asuh.

e. TIPE GABUNGAN

Setiap pemain mempunyai latar belakang yang berbeda, kemampuan yang berbeda dan motivasi yang berbeda. Sutradara harus mampu melihat kerabat kerja yang dipimpinnya terutama para artisnya.

Kemampuan menggabungkan berbagai tipe sutrradara tersebut diatas akan sangat membantu keberhasilan produksi. Artinya, sutradara kadang-kadang harus bersikap diktator menghadapi pemain yang tidak disiplin atau tidak bertanggungjawab dalam produksi sehingga ia harus tegas da otoriter.

Kepada pemain yang tidak mengetahui latar budaya dan sastra, sehingga pemeranan kurang tepat, atau hambar.

Sutradara juga harus mampu menjelaskan latar belakang budaya dan sastra dari naskah yang diproduksi. Namun kadang Sutradara harus bisa bersikap mendidik, Tut Wuri Handayani dan sekaligus juga bisa bersikap sebagai orangtua, sabar, asah-asih,asuh.

4. TANGGUNGJAWAB SEORANG SUTRADARA SEBAGAI PEMIMPIN

a. Pengertian pemimpin

Pemimpin adalah leader yang mampu mengggerakkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama yang telah yang telah ditentukan.

Kepemimpinan adalah suatu seni (art), kesanggupan (ability) dan teknik untuk membuat seke-lompok orang-orang yaitu bawahan dalam organisasi formal atau pengikut/simpatisan dalam organisasi informal bersedia mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendaki, dan membuat semua dari mereka itu antusias/bersemangat dalam mengikuti bahkan jika perlu sanggup berkorban. ( Prof.Dr.Mr.Prajudi A )

b. Peranan dan fungsi pemimpin

Sutradara merupakan titik sentral dan dinamisator dalam suatu organisasi produksi. Ia membawahi seluruh kerabat kerja yang profesional di bidangnya masing-masing.Karenanya jiwa kepemimpinan sangat diperlukan agar seluruh kerabat kerja yang profesional dibidangnya masing-masing dengan berbagai latar belakang dan karakter yang berbeda-beda dapat menyamakan persepsi dan visinya berdasar konsep yang jelas yang dibuat oleh sutradara.

c. Persayaratan Sutradara sebagai seorang pemimpin.

Berwibawa, punya citarasa(taste) yang tinggi, mampu menciptakan sesuatu yang bernilai artistik tinggi, memiliki kepekaan panca indra, tanggap terhadap segala situasi dan kondisi, tidak ragu-ragu dan cepat dalam mengambil suatu tindakan, terbuka terhadap kritik, tidak terlena oleh pujian dan sanjungan dan memiliki empati yang tinggi, disiplin dan bekerja dibawah tekanan waktu

d. Sifat lebih seorang sutradara

Ia harus memiliki ketajaman intuisi yaitu kemampuan untuk memahami dan mengetahui sesuatu secara spontan tanpa melalui proses berfikir dan belajar yang terlalu lama. Ia harus memiliki daya imajinasi yang tinggi sebagai modal untuk menciptakan karya artistik. Karenanya seorang sutradara harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi bermodalkan bakat, pengetahuan dan semangat dalam menciptakan sesuatu yang baru.

c. Ciri-ciri sutradara sebagai pemimpin :

Berwibawa, terbuka, tidak temperamental, mengayomi, bekerja keras dan kreatif.

5. TEORI PENYUTRADARAAN

a. Teori Gordon Craig :

Seluruh langkah pemain ditentukan oleh sutradara sampai seteliti dan sedetail mungkin sehingga artis harus tunduk kepadanya dan tidak dapat mengembangkan kreasinya.

b. Teori Laissez Faire :

Artis dan aktor adalah pencipta permainan, sehingga sutradara hanya berperan sebagai supervisor yang membiarkan pemainnya melakukan proses kreatif. Bagi aktor berbakat model ini sangat cocok. Tapi bagi pemula, akan mengalami kesulitan.6.

5. SOP PENYUTRADARAAN

a Persiapan

· Menganalisa naskah

· Menentukan casting, illustrator, soundman, & teknik

· Menentukan jadwal latihan

· Memimpin pelaksanaan latihan

· Latihan membaca untuk memahami naskah

· Latihan membaca secara benar dengan diucapkan

· Meng-optimalkan ekspresi kalimat hingga jelas karakternya

· Menentukan jarak, posisi dan bloking

· Latihan membaca didepan mikrofon ( test mike )

· Latihan adegan-adegan penting/kunci

· Latihan yang diikuti seluruh pendukung produksi (Rehearshal)

TEKNIK MEMBACA NASKAH :

· Nada dasar

Pitch pengambilan nada awal yang tepat

· Intonasi/perubahan nada

Meninggikan/merendahkan bagian kalimat atau kata tertentu sesuai dengan

konteksnya agar tidak monoton

· Penekanan/aksen

Memperpanjang/memperpendek ucapan kata atau suku kata.Penekanan diberikan pada kata atau suku kata yang dianggap lebih penting dalam kalimat tersebut.

· Pacing

Kecepatan penyampaian dengan maksud memberikan makna suatu kalimat dan dinamikanya.

· Timing

Ketepatan waktu dalam menahan kata tertentu sebelum melanjutkan ke kata berikutnya.

· Speed

Kecepatan pengucapan, kultur masyarakat,bahasa yang dipergunakan dan target audience, positioning dan format station. Umum 100-120/mnt

· Jeda/pause

Bagi penyiar : kesempatan mengambil nafas.

Bagi pendengar : memahami sesuatu yang penting.

· Kejelasan dan Akurasi

Ketepatan dan kejelasan pengucapan agar tidak menimbulkan salah arti.

· Style/Gaya

Tidak meniru orang lain, punya ciri khas.


b. Produksi

· Memimpin jalannya produksi

· Mengarahkan aktor dan aktris mencapai nilai dramatik dan estetik

· Mengarahkan soundman, illustrator, teknik sesuai tuntutan naskah

· Memotivasi seluruh pendukung produksi dan sebagai kreator

c. Pasca Produksi

· Schedule pelaksanaan produksi

· Artistik

· Teknik

· Durasi

7. PENYUTRADARAAN RADIO :

a. Jenis-Jenis Drama Radio

a. 1. DRAMA PENUH

Drama Radio yang penyajiannya, dari awal sampai akhir terdiri dari adegan-adegan,(dialog pemain/pemeran) dan antara adegan yang satu dengan lainnya, digabungkan dengan Musik, atau Sound Effect atau kedua-duanya.

a. 2. DRAMA DENGAN PENCERITA

Drama Radio yang penyajiannya, antara adegan satu dengan adegan lainnya dihubungkan oleh seorang pencerita.

Fungsi pencerita dalam Drama ini :

· Menghubungkan adegan-adegan..

· Mengambil alih adegan yang sulit di-audiokan. ( misal adegan kebakaran, banjir),cukup dikisahkan oleh pencerita, dilatar belakangi kejadian yang dimaksud.

· Membangkitkan imajinasi.

· Mendekatkan waktu, tempat dan peristiwa dalam drama tersebut.

a.3.DRAMA DENGAN MONOLOG

Drama Radio yang penyajiannya, antara adegan satu dengan adegan lainnya dihubungkan oleh seorang pencerita, tetapi si pencerita adalah tokoh dari lakon Drama tersebut. Si pencerita sebagai tokoh utama dan terlibat langsung dalam lakon itu sehingga ia menceritakan dirinya sendiri.

b. Elemen siaran radio

Produksi program audio/siaran radio berupa voice/suara, musik dan

sound effect.

b1.Voice/Suara

Menunjuk pada kata, materi yang berupa kata -kata yang diucapkan manu-

sia. Namun suara orang bersorak-sorak dalam pertandingan bola tidak da-

pat diketagorikan voice, tetapi sound.

Voice adalah suara manusia yang keluar secara teratur, penuh penghayatan dengan memperhatikan intonasi, diksi, presering dll. Bukan suara yang keluar secara spontan dan tidak beraturan.

b.2.Musik.

Semua bentuk perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistik yang tinggi. Perpaduan bunyi botol plastik yang dirancang khusus yang memberi efek suasana tertentu dan bernilai artistik tinggi dapat dikategorikan sebagai musik, yang berfungsi :

· Tanda Pengenal ( Id’s programme )

· Menciptakan mood/suasana ( gembira, sedih, tegang)

· Mempengaruhi secara psikologis

· Membentuk karakter

· Memberikan tekanan tertentu (smash)

· Menjembatani dua adegan yang berbeda

· Melatarbelakangi adegan tertentu

· Memisahkan adegan

· Menciptakan flash back

· Menjelaskan setting latar budaya

b.3. Sound effect.

Adalah suara-suara yang munculnya berfungsi memberikan gambaran, karakter dan sebagai atmosfir yang menjelaskan kejadian, setting suasana, setting tempat, setting waktu, dari suatu peristiwa.

Jenisnya :

· Mekanis

· Live

· Gabungan

Agar menghasilkan program acara radio yang baik dan artistik maka semua materi disusun secara berurutan menurut kaidah-kaidah produksi program audio. Proses pengurutan tersebut harus memperhatikan struktur dramatik, dan harmonisasi voice, musik dan sound, sehingga menghasilkan karya yang menarik dan mempunyai nilai artistik yang tinggi.

Keunggulan memadukan voice, musik dan sound tergantung pada taste dan sence of art dari sutradara.

Template by:
Free Blog Templates